New Delhi

Yeay New Delhi. Akhirnya saya tiba di new delhi. Sebelum berangkat saya sudah baca artikel dan nanya-nanya di grup gimana cara beli simcard di india. Dengan banyak blog yang membahas masalah sulitnya membeli dan aktifasi simcard di india, saya pun sedikit panik, karena dari awal planning saya selama di india untuk transportasi akan menggunakan taksi online (Uber atau Ola). Sampai akhirnya saya bertanya disalah satu grup, dan mendapat respon yang positif, informasinya adalah bahwa gampang untuk membeli simcard di india dan aktifasi hanya butuh waktu skitar 2 jam. Dengan modal informasi tersebut saya pun jadi pede berangkat di india.

Namun cerita tidak seindah itu. Drama pun dimulai, flight saya bukanlah flight langsung ke new delhi, tapi saya memilih flight Kuala Lumpur – Hyderabad dan kemudian Hyderabad – New delhi. Pada saat tiba di bandara internasional Hyderabad pencarian simcard pun dimulai. Setelah melewati imigrasi muter-muter nyari simcard dan tidak ada. Keluar dari area arrival, tetap tidak ada yang jual simcard. Sampe akhirnya muter-muter ke area restoran dan parkiran, dan tetap aja Zoongg.

Nanya ke petugas di bandara, dan petugasnya tidak bisa bahasa inggris. Akhirnya pencarian berhenti dan berharap nanti pas tiba di bandara Indira Gandhi bisa beli simcard disana. Dan pesawat pun berangkat skitar jam 6 pagi dari Hyderabad ke India Gandhi airport, begitu turun saya langsung sibuk muter-muter nyari simcard, nanya ke petugas bandara dan mereka bilang tidak ada yang jual simcard dibandara, kalau mau beli simcard harus diluar bandara jaraknya sekitar beberapa kilometer.

Dan pencarian simcard belum berakhir, saya memutuskan untuk ke terminal international yang jaraknya jauh, dan tidak ada fasilitas free shuttle, untuk berpindah terminal saya harus bayar INR 30 menggunakan bis, setelah sampai di terminal internasional, akhirnya mulai senang. Saya kira terminalnya sama seperti KLIA, Malaysia ataupun change, Singapore, dimana siapa saja bisa masuk ke departure area. Ternyata bandara internasional Indira Gandhi hampir sama dengan kebanyakan bandara di Indonesia dimana hanya penumpang saja yang boleh masuk ke area tersebut. Ingat buat teman-teman yang tiba di bandara internasional Indira Gandhi, sebelum keluar dari arrival area, silahkan beli simcard terlebih dahulu. Kalau sudah keluar dari area arrival atau departure, maka tidak di ijinkan untuk masuk lagi.

Oke, sampai Disini pencarian simcard pun gagal. Rencana awal naik uber/ola ke hotel pun gagal. Akhirnya saya memutuskan naik airport express train. Harga tiket nya jauh lebih murah dariapa naik taksi online, saya lupa persisnya berapa, tapi kurang dari INR 100. Perjalanan dari bandara ke New delhi station sangat singkat sekitar 10 menit. Sesampai di New delhi saya mulai mencari taksi untuk ke hotel. Lokasi hotel saya ada di daerah paharganj. Kenapa memilih Paharganj? Karena beberapa blog mengatakan, kalau ingin merasakan India seutuhnya, cobalah tinggal di daerah Paharganj.

Jarak dari New delhi station ke Paharganj tidak lah jauh, kalau anda sudah pernah kesana, jaraknya hanya walking distance skita 10-15 menit. Berhubung ini adalah pertama kali saya ke india, dan sama sekali tidak terkoneksi dengan internet, saya pun tidak tau bagaimana cara pergi ke hotel dari New Delhi Station. Coba naik taksi, tapi smua taksi tidak mau, dengan alasan jaraknya terlalu dekat, dan supir taksi malah menyarankan naik becak. Karena sudah beberapa jam tidak dapat taksi, dan saya pun mengikuti saran supir taksi, memutuskan naik becak yang di kayuh manual dengan harga INR 100. Harga normalnya adalah sekitar INR 25.

Paharganj adalah daerah yang menurut saya kumuh, banyak hotel murah disana. Namun kalau anda tipe traveller yang harga adalah segalanya, maka Paharganj adalah daerah yang tepat untuk menginap. Banyak hotel-hotel murah dan restoran murah di daerah tersebut. Untuk oleh-oleh ataupun mau beli apapun, hampir semuanya tersedia, karena Pahargamj itu adalah daerah pasar.

Kalau anda berencana akan ke kota lain misalanya Jaipur atau agra menggunakan Kereta api, maka daerah Paharganj juga tepat buat dijadikan tempat singgah, karena sangat dekat dengan stasiun kereta antar kota. Kalau pembaca menanyakan, Jika saya kembali ke New Delhi apakah akan menginap didaerah Paharganj lagi? Maka jawaban saya tidak, alasannya adalah, terlalu crowded, sementara saya suka menginap diderah yang ramai, tapi tidak terlalu ramai seperti Paharganj tersebut. Kalau saya kembali ke New Delhi, saya lebih memilih menginap di daerah Connaught Place, karena lebih gampang menemukan restoran-restoran yang non india.

Untuk transportasi umum di india, ada banyak pilihan, mulai dari becak, bajaj, taksi online, metro maupun subway. Selama saya di india saya Cuma pernah naik metro 1 kali dengan tujuan Rajiv Chowk, dan kesannya adalah sangat nyaman, tidak crowded, dan tidak bau. Selain dari itu saya selalu menggunakan uber atau ola. Atau kadang memilih jalan kaki, untuk bisa lebih menikmati New Delhi.

Menghabiskan waktu tida hari di New Delhi bagi saya lebih dari cukup, dari sekian banyak list to visit yang saya buat sebelum berangkat, saya hanya memutuskan untuk mengunjungi  ke empat tempat saja yaitu Jamak Masjid, India Gate, Qutub minar dan Jantar Mantar. Selebihnya tidak saya kunjungi, karena saya bukanlah tipe yang terlalu suka sejarah. Setelah bosan dengan New Delhi, keesokan harinya saya malnjutkan perjalanan ke Agra. Untuk cerita selengkapnya mengenai Agra silahkan langsung ke sini ya (link blog ke Agra)

Leave a Comment